Tulisan ini bukanlah propaganda, namun hanyalah tuangan pikiran belaka.
"Semua hal di dunia ini telah ditentukan."
"Benarkah seperti itu?"
"Benar. Itulah yang namanya takdir."
Namun apakah benar seperti itu? Apakah setiap langkah kita sudah ditentukan? Apakah pekerjaan kita kelak atau jadi apa kita kelak sudah dipastikan? Benarkah hidup kita sudah pasti?
Pikiran ini muncul setelah kecelakaan yang menyebabkan tulang lengan kiri saya patah. Setelah kejadian itu, saya mulai berpikir. Pikiran awal saya sederhana, 'Apakah yang telah saya lakukan tepat?' Lalu saya mulai mengkilas balik kejadian-kejadian sebelum saya kecelakaan. Setelah mengkilas balik, saya mulai menyesali dan berpikir 'Hal ini tak seharusnya terjadi.'
Namun, beberapa lama kemudian, bayangan kecelakaan itu mulai menghantui saya. 'Seharusnya tak terjadi, seharusnya tak terjadi, seharusnya tak terjadi.....' Itulah kata-kata yang terus memenuhi kepala saya. Akhirnya saya bercerita kepada salah satu teman. Ia menenangkan saya dan berkata, "Tidak apa-apa, kamu segeralah bangkit. Itu sudah takdirmu. Mungkin jalanmu memang sedikit terjal, tapi tak mengapa."
Saya mulai tenang menghadapi kenangan buruk mengenai kecelakaan itu. Saya mulai merasa biasa jika kenangan tersebut muncul, karena saya belajar untuk mengendalikan emosi saya ketika kenangan tersebut muncul. Tapi saya mulai berpikir, apakah benar kecelakaan itu adalah jalan saya?
Suatu ketika saya melihat beberapa animasi Jepang. Saya terkagum dengan kegigihan tokoh-tokoh utama yang berjuang meraih impiannya. Seakan-akan, mereka memang ditakdirkan untuk meraih impian mereka... Tapi, tunggu dulu. Cerita mereka memang ditulis untuk meraih impian mereka oleh penulisnya. 'Takdir' mereka sudah dituliskan dan telah dijadikan naskah. Lalu bagaimana dengan kita, manusia?
Saya sering mendengar dan membaca cerita beberapa tokoh besar dunia yang merubah hidupnya menjadi lebih baik menurut dasar manusia. Beberapa dari mereka dicap 'ditakdirkan untuk meraih apa yang telah mereka raih.' Namun cerita dibalik kesuksesan mereka selalu diiringi usaha yang benar-benar keras. Bahkan terkadang kisah sukses mereka tak lepas dari 'pertemuan dengan orang yang ditakdirkan membuat mereka sukses.' Bagaimana jika mereka tidak berusaha? Bagaimana jika orang yang 'ditakdirkan' bertemu dengan mereka tak pernah berkenalan dengan mereka? Apakah mereka akan sesukses sekarang? Apakah mereka akan menjadi apa mereka sekarang?
Jika jalan semua orang memang sudah ditentukan, lalu bagaimana dengan orang-orang yang mati atas kejahatan yang mereka perbuat? Bagaimana dengan orang-orang yang dikenal dalam buku sejara sebagai penjahat legendaris? Bagaimana dengan orang-orang yang tak pernah berhasil dalam hidup mereka? Apakah mereka ditakdirkan seperti itu?
Apakah 'A' menjadi 'A' karena takdirnya? Bukankan 'A' bisa menjadi 'B' atau 'C' atau '3.14' atau apapun yang ia mau? Bukankah manusia memiliki kehendak bebas? Apakah kehendak bebas itu 'ditakdirkan' dimiliki manusia? Bukankah dengan kehendak bebas, manusia bisa 'melawan' takdir mereka sendiri? Lalu apakah orang yang melawan takdir, ditakdirkan untuk melakukannya? Membingungkan.
Terlepas apa yang akan terjadi di masa mendatang, saya lebih mempercayai satu hal. Manusia menjadi manusia karena mereka memilih menjadi manusia. Apa yang akan terjadi pada diri kita kelak tidak akan dapat kita pastikan. Tapi kelak, kita akan menjadi manusia yang telah kita pilih, meskipun tidak setiap pilihan kita adalah kemauan kita.